iqbl 
Kesuksesan PSG menjuarai Liga Champions 2024/2025 membuka kembali lembaran panjang perjalanan klub asal Paris itu. Menariknya, salah satu mantan pemain mereka, Loris Arnaud, sempat mewarnai kompetisi sepak bola Indonesia, khususnya bersama Persela Lamongan di Liga 1.
Sebagai jebolan akademi PSG, Loris Arnaud tidak hanya menjadi bagian dari era transisi klub sebelum diambil alih Qatar Sports Investments, tetapi juga turut mencicipi atmosfer stadion Surajaya Lamongan saat memperkuat Laskar Joko Tingkir.
📌 Baca juga:Transfer Liga 1 2025: Siapa Saja yang Pindah Klub Musim Ini?
Dari Parc des Princes ke Surajaya
Arnaud tercatat sebagai bagian dari skuad utama PSG pada musim 2007/2008. Dalam musim debutnya, ia mencetak tiga gol dan membantu PSG meraih Coupe de la Ligue, menjadi salah satu momen puncak dalam karier awalnya.
Pemain kelahiran Saint-Germain-en-Laye ini sempat bermain bersama legenda klub seperti Pauleta, David N’Gog, dan Mamadou Sakho. Namun, persaingan di lini depan dan perubahan arah klub membuat kariernya di PSG tak berlangsung lama. Ia kemudian berpetualang ke berbagai klub di Eropa dan Asia, hingga akhirnya mendarat di Indonesia pada 2017.
Bersama Persela Lamongan, Loris Arnaud tampil tajam. Dalam 29 pertandingan Liga 1, ia mencetak 15 gol dan 7 assist. Kombinasi fisik dan teknik membuatnya menjadi andalan utama pelatih kala itu.
Meredup di Persikabo, Pulang ke Prancis
Penampilan cemerlang Arnaud bersama Persela menarik perhatian klub lain. Ia hijrah ke Tira Persikabo untuk musim 2018/2019. Namun, performanya menurun drastis. Ia hanya mencetak 7 gol dan 2 assist sepanjang musim.
Di Persikabo, Arnaud kalah bersinar dibanding tandemnya asal Brasil, Ciro Alves, yang justru tampil lebih konsisten. Setelah musim yang mengecewakan, Arnaud memutuskan kembali ke Prancis, bergabung dengan Poissy FC, klub kasta bawah Ligue Nationale.
📌 Baca juga:Ciro Alves: Dari Persikabo ke Persib, Perjalanan Sang Pencetak Gol
Penutup: Jejak Loris Arnaud dan Warisan PSG
Meski karier Loris Arnaud tidak segemilang para bintang PSG masa kini seperti Ousmane Dembele atau Desire Doue, jejaknya tetap berarti. Ia menjadi contoh pemain Eropa yang mampu tampil impresif di Liga 1 dan membawa sedikit nuansa Liga Champions ke lapangan-lapangan Indonesia.
Kini ketika PSG mengangkat trofi Liga Champions, nama-nama seperti Arnaud ikut muncul dalam memori panjang sejarah klub—dari masa sulit hingga era keemasan.
Sumber:
