
Winger Aston Villa, Marcus Rashford (c) AP Photo/Darren Staples
Manchester United & old trafford dikenal sebagai salah satu klub tersukses di Inggris dan Eropa. Namun, di balik reputasi besar itu, Old Trafford sering menjadi tempat yang tidak ideal bagi sejumlah pemain untuk berkembang. Banyak yang datang dengan harapan tinggi, namun justru gagal bersinar.
Anehnya, tak sedikit dari mereka yang malah menunjukkan performa terbaik setelah meninggalkan Manchester United. Di klub baru, mereka menemukan kembali kepercayaan diri, mendapatkan menit bermain lebih banyak, dan akhirnya mampu menembus tim nasional atau bahkan menjuarai kompetisi besar.

Fakta ini memunculkan pertanyaan: apakah tekanan besar di Manchester United atau sistem yang tidak cocok menjadi penyebab utama mereka gagal bersinar?
Contoh lainnya adalah Antony. Gagal tampil konsisten di Manchester United, ia justru meledak bersama Real Betis dengan torehan empat gol dan empat assist hanya dalam 11 laga.
Kemudian ada Angel Di Maria. Setelah hanya semusim di United, ia menjelma jadi pilar utama PSG. Selama enam tahun di Paris, Di Maria mencetak 93 gol dan memberikan 119 assist dari 295 pertandingan.
Kisah-kisah ini mengungkapkan bahwa potensi besar seorang pemain bisa saja terhambat bukan karena kurangnya kemampuan atau kualitas individu mereka, tetapi karena lingkungan yang tidak mendukung perkembangan mereka secara maksimal. Dalam beberapa kasus, tekanan yang datang bersama status dan ekspektasi tinggi di Manchester United bisa jadi lebih besar daripada dukungan yang dibutuhkan oleh pemain untuk tampil optimal.
BACA JUGA:
https://pitchnews.me/pemain-spanyol-tersukses-di-bundesliga-dari-raul-hingga-dani-olmo/