
Insiden Kericuhan sepakbola kembali mencoreng wajah sepak bola Indonesia. Kali ini, kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persik Kediri di pekan ke-32 Liga 1 2024/2025. Bus tim Persik dilempari batu oleh oknum suporter Arema, menyebabkan pelatih Divaldo Alves mengalami luka di kepala.
📌 Baca juga: Bus Persik Dilempari di Kanjuruhan, Pelatih Tim Luka di Kepala
Peristiwa ini bukan satu-satunya yang terjadi sepanjang 2025. Hingga bulan Mei, tercatat lima insiden besar yang melibatkan kekerasan dalam dunia sepak bola nasional. Situasi ini menegaskan bahwa tindakan tegas dari PSSI dan Komisi Disiplin sangat dibutuhkan. Tanpa sanksi yang memberikan efek jera, kekerasan serupa bisa terus berulang.
1. PPSM Magelang Vs Persibat Batang – Liga 4
Pada 12 Februari 2025, kerusuhan pecah dalam laga 8 besar Liga 4 antara PPSM Magelang dan Persibat Batang. Kekalahan 1-2 membuat pemain PPSM emosi. Kekerasan pun meluas hingga ke tribune, memperburuk situasi. PSSI akhirnya mendiskualifikasi PPSM dari kompetisi sebagai bentuk hukuman tegas.
2. Persipa Pati Vs Persipura Jayapura – Liga 2
Di hari yang sama, laga playoff degradasi Liga 2 antara Persipa Pati dan Persipura Jayapura juga berakhir ricuh. Persipura menang 2-1 sebagai tim tamu, namun hasil ini memicu amarah pendukung Persipa. Mereka menginvasi lapangan, merusak papan dan bangku cadangan pemain. Lagi-lagi, atmosfer kompetisi ternoda.
3. Persija Jakarta Vs Persib Bandung – Liga 1

Pertandingan panas antara Persija Jakarta dan Persib Bandung pada 16 Februari 2025 diwarnai kericuhan di luar stadion. Meski laga berakhir imbang 2-2, suasana mencekam tetap terasa. Seorang pendukung Persib dikejar dan dianiaya di Stasiun Jatinegara. Selain itu, 37 orang ditangkap, dan dua tersangka ditetapkan oleh polisi beberapa hari kemudian.
4. Persela Lamongan Vs Persijap Jepara – Liga 2

Pada 18 Februari 2025, Persela Lamongan menjamu Persijap Jepara di Stadion Tuban Sport Center. Laga tersebut dihentikan di menit ke-76 karena flare yang dinyalakan suporter. Saat itu, Persela bermain dengan sepuluh orang dan tertinggal. Suporter yang tidak terima malah merusak fasilitas stadion. Akibatnya, Persela dihukum bermain tanpa penonton selama satu musim.
5. Arema FC Vs Persik Kediri – Liga 1
Kericuhan terbaru terjadi pada 11 Mei 2025 di Stadion Kanjuruhan. Dalam laga comeback Arema FC di kandangnya sendiri, mereka tumbang 0-3 dari Persik Kediri. Usai laga, bus yang membawa tim tamu diserang oleh oknum suporter. Selain kaca bus pecah, pelatih Divaldo Alves mengalami luka di kepala. Kejadian ini menimbulkan trauma sekaligus pertanyaan besar tentang sejauh mana pelajaran diambil pasca Tragedi Kanjuruhan 2022.
📌 Baca juga: Insiden Bus Persik Dilempari Batu Usai Kalahkan Arema FC di Kanjuruhan
Insiden demi insiden ini menunjukkan bahwa sistem pengamanan dan edukasi suporter masih lemah. Larangan suporter tandang pun masih diberlakukan, namun belum mampu mengatasi akar masalah. Pertanyaan penting kini mengemuka: apakah Indonesia sudah saatnya menerapkan sanksi pengurangan poin agar efek jera benar-benar terasa?
Sumber: