
Musim yang mengecewakan di Premier League memaksa Manchester United dan Tottenham fokus total ke Liga Europa. Kedua tim kini akan bertemu di partai final, laga yang bisa menyelamatkan musim yang suram.
BACA JUGA :
Konsa Bersinar, Aston Villa Tumbangkan Spurs di Villa Park
Manchester United baru saja menelan kekalahan ke-18 saat ditekuk Chelsea 0-1, Sabtu (17/5/2025). Tottenham tak lebih baik, menelan kekalahan ke-21 usai dibungkam Aston Villa 0-2.
Keduanya kini tertahan di papan bawah klasemen. Final Liga Europa menjadi jalan satu-satunya menuju Liga Champions musim depan. Tak sekadar trofi, partai final ini menyangkut reputasi dan masa depan pelatih masing-masing tim.
Meski terpuruk di liga, performa di Eropa cukup menjanjikan. Lima laga terakhir dilalui tanpa kekalahan, termasuk empat kemenangan. Catatan ini menumbuhkan optimisme menuju final yang digelar di Bilbao.
Performa Kontras di Liga dan Eropa
Tottenham mencatatkan rekor buruk dengan 25 kekalahan di semua kompetisi, terbanyak sepanjang sejarah klub. Manchester United juga tak kalah mengenaskan. Mereka gagal menang dalam delapan laga liga terakhir.
Pertahanan jadi masalah utama. Tottenham gagal clean sheet dalam 12 laga beruntun, sementara United juga keropos di lini belakang. Namun di Liga Europa, keduanya tampil lebih solid dan klinis.
Strategi Menuju Final
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, memilih tetap memainkan pemain inti agar tetap kompetitif. Sebaliknya, pelatih Spurs, Ange Postecoglou, memilih menyimpan beberapa pemain utama seperti Vicario dan Solanke.
Kekuatan Serang vs Krisis Cedera
Tottenham unggul tajam di lini depan dengan 63 gol, jauh dibanding United yang hanya mencetak 42 gol. Namun, cedera menghantui. Spurs mencatat 38 cedera sepanjang musim, United 30 cedera. Ini jelas memengaruhi performa.
Pengalaman United vs Ambisi Spurs
United punya sejarah panjang di Eropa, termasuk satu gelar Liga Europa terakhir pada 2017. Spurs belum pernah juara kompetisi ini, namun berpeluang mencetak sejarah baru bersama Ange Postecoglou.