
Ada luka lama yang selalu membayangi Arsenal saat kembali ke tanah Prancis.
Final Liga Champions 2006 di Stade de France menjadi kenangan pahit yang belum terlupakan.
Kekalahan 1-2 dari Barcelona kala itu masih menimbulkan trauma yang membekas di ingatan para pendukung The Gunners.
BACA JUGA :
Prediksi PSG vs Arsenal 8 Mei 2025
Kini, hampir dua dekade kemudian, Arsenal kembali ke Prancis.
Mereka bukan untuk liburan, melainkan menghadapi misi berat yang bisa mengulang cerita lama—atau mengubah takdir.
Di leg kedua semifinal Liga Champions, PSG menanti di Parc des Princes.
Gol Ousmane Dembele dari leg pertama memberi keunggulan tipis, namun cukup berharga bagi PSG.
Namun, Arsenal tak datang tanpa harapan.
Mereka telah membuktikan keajaiban saat menyingkirkan Real Madrid di Santiago Bernabeu.
Kenangan Final 2006 dan Bayangan Baru
Prancis adalah tempat di mana mimpi Arsenal hancur dua puluh tahun lalu.
Sekarang, mereka datang lagi—bukan sebagai unggulan, tapi sebagai penantang penuh tekad.
Kekalahan 0-1 di kandang membuat langkah mereka berat, namun belum berakhir.
Liga Champions selalu menyediakan ruang bagi keajaiban.
Dua tim sebelumnya mampu membalikkan defisit kandang di semifinal.
Arsenal ingin jadi tim ketiga yang melakukannya.
PSG: Di Puncak, tapi Tak Kebal Gagal
PSG hanya butuh hasil imbang untuk ke final.
Rekor mereka setelah menang tandang di leg pertama sangat kuat.
Luis Enrique membentuk tim yang stabil dan disiplin.
Namun, kekalahan dari Strasbourg jadi pengingat.
Dalam enam laga terakhir, PSG kalah tiga kali—itu membuka peluang tipis untuk Arsenal.
Arsenal: Luka Lama, Harapan Baru
Arsenal datang setelah kekalahan mengecewakan dari Bournemouth di Premier League.
Pertahanan rapuh dan kehilangan fokus kembali jadi masalah utama.
Namun, catatan tandang mereka masih positif.
Dalam tujuh laga tandang terakhir, Arsenal tak pernah kalah.
Mereka tajam dan berani saat bermain jauh dari rumah.