
Ketua Umum PSSI Erick Thohir kembali menyoroti kualitas Liga Indonesia. Dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/7), Erick menyatakan bahwa evaluasi terhadap kompetisi domestik tidak bisa semata mengacu pada standar AFC. Ia menegaskan bahwa PSSI punya formula sendiri dalam membangun ekosistem sepak bola nasional yang sehat dan kompetitif.
Agen Bodong Jadi Sorotan: Harus Pakai Lisensi FIFA
Isu utama yang diangkat Erick adalah maraknya agen pemain ilegal yang masih bebas berkeliaran di kancah sepak bola Tanah Air. Ia menegaskan bahwa operator liga, I.League, wajib memperketat regulasi agar hanya agen berlisensi FIFA yang boleh beroperasi.
“Jangan sampai pangsa sepak bola kita jadi tempat orang cari makan dengan standar yang jelek. Agen harus berlisensi FIFA, tidak bodong-bodongan,” tegas Erick.
Regulasi Pemain Asing Harus Dirombak: Standar Ala Inggris-Italia
Erick juga memaparkan rencana jangka menengah PSSI dalam memperketat arus masuk pemain asing. Targetnya, Indonesia akan menggunakan sistem penilaian pemain seperti di Inggris dan Italia mulai tahun 2027.
Langkah ini diharapkan dapat memastikan bahwa pemain asing yang datang bukan hanya “mengisi kuota”, tetapi turut menaikkan kualitas Liga Indonesia secara signifikan.
“Kita juga mesti punya hitungan seperti di Inggris dan Italia. Jangan cuma asal datangkan pemain asing,” ucap Erick.
Erick Thohir: Kualitas Liga Tak Melulu Tentang Struktur AFC
Salah satu pernyataan paling menarik dari Erick adalah bahwa PSSI tidak sepenuhnya mengikuti acuan AFC dalam menilai kualitas liga. Menurutnya, indikator yang dipakai AFC terlalu struktural, sementara PSSI menambahkan dimensi lokal yang lebih relevan:
Keragaman juara liga, agar tidak dimonopoli satu-dua tim.
Jumlah penonton stadion dan rating siaran.
Stabilitas keuangan klub-klub.
Prestasi klub di kompetisi Asia.
“Jangan cuma lihat dari lisensi dan format. Kita juga lihat aspek daya saing dan daya tarik publik,” tambahnya.
📌 Baca juga: Malut United Resmi Rekrut Duo Brasil Eks PSS: Alan Bernardon dan Vico Duarte
Pemain Diaspora Balik ke Liga 1? Bukan Degradasi
Pernyataan menarik lainnya datang dari isu yang kerap memicu perdebatan: pemain naturalisasi atau diaspora yang kembali bermain di Liga 1 sering dianggap “turun kasta”. Erick membantah keras persepsi tersebut.
“Pemain ya pasti ingin main profesional, di mana pun kesempatan itu ada. Kalau mereka balik ke Liga 1, itu bukan degradasi,” ujar Erick.
Ia mencontohkan bahwa pemain Jepang pun tersebar ke berbagai liga dunia, bahkan di level kasta kedua atau ketiga. Intinya, selama pemain bisa hidup dari sepak bola dan bermain secara profesional, itu sudah cukup ideal.
Pernyataan Erick Thohir menegaskan bahwa reformasi menyeluruh di sepak bola Indonesia sedang berlangsung, dimulai dari sisi regulasi agen, seleksi pemain asing, hingga pendekatan terhadap pemain diaspora. Langkah-langkah ini merupakan upaya PSSI untuk menciptakan liga yang lebih kompetitif, profesional, dan berdaya tarik tinggi, dengan formula lokal yang realistis dan berkelanjutan.