
UEFA Champions League Semi-Finals: Apa yang Harus Diperhatikan di Leg Kedua
Inter dan Barcelona masih imbang, sementara Paris Saint-Germain unggul tipis saat menjamu Arsenal di semifinal UEFA Champions League.
Kini, final UEFA Champions League sudah di depan mata. Inter berusaha memanfaatkan keunggulan kandang melawan Barcelona, sementara Paris Saint-Germain ingin mempertahankan keunggulan 1-0 atas Arsenal.
UEFA.com mengulas semua aksi seru jelang leg kedua semifinal pada Selasa, 6 Mei dan Rabu, 7 Mei.
Selasa, 6 Mei: Inter vs Barcelona – Duel Sengit Menentukan
Hasil imbang 3-3 di Barcelona terlihat menguntungkan di atas kertas bagi Inter. Namun, setelah sempat unggul 2-0, Inter sadar laga ini belum selesai.
Di sisi lain, Barcelona bisa mengklaim kemenangan moral usai menyamakan kedudukan. Kini, hanya satu tim yang akan melaju ke final.
Menariknya, Inter pernah mengalahkan Barcelona di semifinal musim 2009/10 sebelum akhirnya menjadi juara. Kali ini, dukungan penuh di San Siro membuat peluang Inter sedikit lebih besar.
Pelatih Inter, Simone Inzaghi, mengingatkan pentingnya pertandingan ini. “Selasa adalah final bagi kami,” ujarnya. “Kami tahu fans akan mendukung penuh.”
Sementara itu, pelatih Barcelona, Hansi Flick, tidak gentar menghadapi tantangan berat ini. “Kami punya 90 menit untuk ke final,” ucapnya. “Kami akan berjuang.”
Menurut Flick, Barcelona bisa memanfaatkan celah karena Inter juga harus menyerang. Selain itu, pemain seperti Raphinha mengingatkan pentingnya waspada terhadap kekuatan Inter di bola mati.
Penjaga gawang Inter, Yann Sommer, menegaskan timnya siap bermain dengan berbagai strategi. “Kami akan mencoba beberapa long ball lagi,” katanya.
Tahukah Anda? Barcelona kalah dalam empat laga semifinal tandang terakhir mereka di kompetisi ini.
Napoli vs Inter Milan: 3 Laga Sisa untuk Dua Kuda Pacu Terakhir di Balapan Scudetto
Rabu, 7 Mei: Paris Saint-Germain vs Arsenal – Misi Menyempurnakan Keunggulan
Paris Saint-Germain unggul 1-0 berkat gol cepat Ousmane Dembélé di London. Namun, sang pencetak gol bisa absen di leg kedua karena cedera.
Pelatih Luis Enrique memperingatkan bahwa tugas timnya belum selesai. “Arsenal bisa membalikkan keadaan dalam sekejap,” tegasnya. “Kami harus tetap fokus.”
Kiper Gianluigi Donnarumma tampil gemilang saat Paris menyingkirkan Liverpool dan Aston Villa. Kini, ia kembali diandalkan untuk menjaga gawang tetap aman.
Statistik berpihak pada Paris. Mereka memenangkan 18 dari 19 laga Eropa setelah menang tandang di leg pertama. Satu-satunya kegagalan terjadi melawan Manchester United pada musim 2018/19.
Namun, Arsenal masih punya secercah harapan. Kiper David Raya menegaskan keyakinan timnya. “Kami percaya bisa menang di Paris,” ujarnya. “Kami sudah membuktikan kekuatan kami.”
Walau begitu, catatan sejarah kurang berpihak pada Arsenal. Mereka belum pernah membalikkan kekalahan kandang di kompetisi Eropa.
Tahukah Anda? Arsenal kalah dalam lima kesempatan saat di leg pertama kandang di kompetisi Eropa.