dvn 
Penyerang muda Manchester United, Rasmus Højlund, kembali menjadi sorotan setelah tampil kurang menggigit dalam laga melawan Wolverhampton Wanderers akhir pekan lalu. Dalam pertandingan yang berakhir imbang itu, Højlund gagal mencetak gol dan terlihat kesulitan mengimbangi aliran bola dari sektor sayap.
BACA JUGA:
Nasihat untuk Rasmus Hojlund: Cobalah Lebih Aktif Berkomunikasi dengan Para Winger!
Padahal, ekspektasi terhadap Højlund cukup tinggi. Sejak didatangkan dari Atalanta dengan nilai transfer yang signifikan pada musim panas 2023, ia digadang-gadang sebagai solusi jangka panjang di lini depan Setan Merah. Pada musim debutnya di Premier League, ia mencetak 10 gol, memperlihatkan potensi besar sebagai striker masa depan.
Namun sayangnya, performa Højlund menurun tajam musim ini. Hingga pekan ke-30 Premier League 2024/2025, ia baru mencetak tiga gol dari total 28 penampilan. Statistik tersebut menunjukkan bahwa sang striker belum menemukan kembali ketajamannya.
Rio Ferdinand: Kunci Ada di Komunikasi dan Dasar Permainan
Melihat situasi ini, legenda Manchester United, Rio Ferdinand, turut angkat bicara. Dalam wawancara dengan BT Sport, Ferdinand menilai Højlund perlu menyederhanakan pendekatannya dan meningkatkan komunikasi di lapangan, terutama dengan para pemain sayap.
“Dia harus bicara langsung dengan winger dan bilang, ‘ini yang saya butuhkan.’ Kembalilah ke dasar permainan dan tunjukkan kekuatanmu,” ucap Ferdinand.
Ferdinand menekankan bahwa terkadang pemain muda seperti Højlund terlalu terbebani ekspektasi besar. Fokus pada hal-hal sederhana—seperti pergerakan tanpa bola, membaca posisi bola, dan komunikasi aktif—bisa membantu mengembalikan rasa percaya diri yang hilang.
“Lepaskan tekanan dari kontak fisik, mulai berlari dan fokus pada hal-hal mendasar. Komunikasi adalah kunci bagi striker muda seperti dia untuk lebih terlibat dalam permainan,” tambahnya.
Minimnya Sinergi dengan Pemain Sayap
Salah satu kritik terbesar terhadap performa Højlund musim ini adalah kurangnya sinergi dengan para winger seperti Marcus Rashford, Alejandro Garnacho, dan Antony. Ia kerap terlihat terisolasi di lini depan, dan jarang menerima suplai bola matang di area berbahaya.
